Jateng Penyuplai 70 Persen Produksi Gurami Nasional

PURBALINGGA – Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si menyatakan, Indonesia merupakan produsen ikan gurami terbesar di dunia. Secara nasional wilayah Jawa Tengah menjadi penyuplai produksi gurami antara 60 – 70 persen dari target produksi sekitar 75.000 ton. Produksi gurami nasional sebagian besar dihasilkan oleh sentra gurami di wilayah eks karesidenan Banyumas yang besarannya sekitar 60 persen.

“Wilayah eks Karesidenan Banyumas memiliki branc max untuk budidaya ikan gurami. Potensi ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk mensuplai kebutuhan produksi nasional,” kata Slamet Subijakto pada penyerahkan Bantuan Langsung Tunai Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (BLM PUMP-PB) kepada 89 kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di lima kabupaten. Penyerahan di pusatkan di Pendopo Dipokusumo Pemkab Purbalingga,kemarin.

Kelompok penerima bantuan tersebut terdiri pokdakan di Purbalingga sebanyak 12 kelompok, Banjarnegara 30, Banyumas dan Temanggung masing-masing 10 kelompok dan Kabupaten Kebumen (27 kelompok). Setiap kelompok menerima Rp 65 juta.

Penyerahan bantuan tersebut juga dihadiri Ketua Komisi IV DPR RI . H. M. Romahurmuziy, ST MT, Bupati Purbalingga Heru Sudjatmoko, para kepala SKPD yang menangani perikanan se-eks karesidenan Banyumas dan petani pembudidaya penerima bantuan.

Menurut Slamet, pengembangan budidaya ikan gurami akan didukung dengan peningkatan kualitas bibit gurame. Peningkatan ini diperlukan karena kualitas ikan gurame di waktu mendatang tidak menutup kemungkinan akan menurun, oleh karenanya perlu dipertahankan genetiknya. Wilayah Banyumas akan dijadikan sebagai pusat breeding gurame. Saat ini, lanjut Slamet, juga telah dibangun sistem Jaringan Induk Gurame dengan melibatkan balai benih.

“Kami berharap balai benih di wilayah eks karesidenan Banyumas untuk menjadi bagian dari peningkatan kualitas ikan gurami melalui perbaikan sistem Jaringan Induk Gurami,” kata Slamet.

Dibagian lain Slamet mengatakan, bantuan modal PUMP kepada pokdakan diharapkan akan mampu mengembangkan usahanya sehingga produksi dan pendapatannya akan meningkat. PUMP juga dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya wirausaha-wirausaha baru di bidang budidaya ikan di pedesaan guna menggerakkan roda perekonomian masyarakat desa.

Slamet merinci, secara nasional BLM PUMP diberikan kepada 3.600 kelompok/paket dengan total nilai Rp 234 milyar. Jumlah kelompok ini tersebar di 393 kabupaten/kota di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Di Jateng sendiri diberikan kepada 466 kelompok senilai Rp 30,29 milyar yang tersebar di 30 kabupaten/kota.

“Dana yang diberikan harus digunakan tepat sasaran untukpengadaan sarana produksi perikanan. Jika 15 hari setelah dicairkan dana tidak dipergunakan, maka harus dikembalikan ke kas negara,” kata Slamet Subijakto.

Slamet Subijakto juga meminta, modal yang diberikan ini dapat terus dikembangkan. Keuntungan pertama yang diperoleh jangan digunakan untuk konsumtif, tetapi dipergunakan kembali untuk budidaya. “Jika akan digunakan, cukup 10 atau 20 persen saja dari nilai keuntungan, sehingga usahanya akan terus berkembang,” pinta Slamet Subijakto.

Produksi Perikanan Jateng

Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah Ir. Trisno Utomo, MM mengatakan, pembangunan perikanan di Jateng mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini terlihat dari total produksi perikanan di tahun 2011 yang meningkat sebesar 21,97 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 513.588,70 ton. Perikanan budidaya meningkat 28,74 persen menjadi 244.545,50 ton. Perikanan tangkap meningkat 16,41 persen menjadi 269.043,20 ton. Volume ekspor perikanan juga meningkat 18,47 persen menjadi 19.608,24 ton.

“Peningkatan ini tidak terlepas dari peran pemerintah pusat melalui berbagai program seperti minapolitan, industrialisasi perikann, pengembangan usaha mina pedesaan (PUMP), Pengembangan usaha garam rakyat (Pugar), revitalisasi armada perikanan tangkap, peningkatakan kehidupan nelayan dan kegiatan lainnya,” kata Trisno Utomo. *Kontributor Humas Purbalingga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.