PINDANG SERANI DAN IKAN BAKAR PUNGKRUK KALAH DENGAN BENGEK

Pantai Pungruk yang terletak di Dukuh pungkruk  Desa Wonorejo di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, beberapa tahun silam sangat terkenal dengan berbagai masakan ikan bakar dan pindang Serani. Kuliner di pantai yang berjarak sekitar 7 km dari pusat kota Jepara terkenal sampai ke kabupaten tetangga seperti Pati, Kudus, Demak bahkan Semarang. Penikmat kuliner ini tidak peduli jarak tempuh yang jauh hanya sekedar menikmati ikan bakar segar yang baru di ambil dari tangkapan nelayan  dan juga rasa pindang serani yang konon hanya warga Pungkruk yang mempunyai resep rahasianya. Saking nikmatnya kuliner dari Pungkruk hingga penikmat kuliner masih membawa makanan kas ini untuk di bawa pulang. Nemun seiring perkembangan jaman serta di tunjang dengan peran pemkab Jepara untuk menata kawasan pantai yang berombak tenang dengan hamparan pantai yang bersih, justru pelan-pelan pesona ikan bakar dan pindang Serani yang biasanya di jajakan di warung terbuka atau gazebo sederhana kalah dengan pesona BENGEK. BENGEK adalah sebutan bagi wanita pemandu karaoke plus-plus yang entah siapa yang memulai menggeser pesona di pantai Pungkruk.  “ Di depan warung semi permanen tapi terkesan glamor yang sekarang menjamur di pantai ini para BENGEK menggoda lelaki yang lewat mas…..” ujar Suroto warga Mlonggo kepada JT. “ BENGEK-BENGEK ini akan datang saat senja, mereka rata-rata berusia belasan tahun. Bau amis kas ikan bakar Pungkruk kalah dengan bau Parfum, asap rokok dan bau minuman keras, kami tak kuasa melawan fenomena ini, kami hanya rakyat kecil…” Perbincangan JT dan warga di sebuah warung kecil, Sabtu ( 8/ 8/ 2015 ) sekitar pukul 08.00 WIB semakin larut dengan kesedihan warga asli desa Punkruk. Agus  Wicaksono salah seorang tokoh  salah ormas pecinta alam menambahkan “..Sebenarnya pihak-pihak terkait sudah berupaya menangani permasalahan ini, namun sampai sekarang sepertinya masih banyak kendala di lapangan. Kalau di runut dengan semangat Jepara sebagai kota santri sangat bertentangan dengan keadaan ini. Coba mas lihat dan dengarkan…sekarang Pungkruk di hiasi dengan bangunan  semi permanan dengan suara dentuman musik yang keras di sertai bau alkohol juga para BENGEK yang berdandan menor menggoda lelaki yang lewat di depan warung mereka. Kami sangat prihatin dan hanya bisa berdo’a agar Pungkruk kembali seperti dulu…pantai yang indah dengan ikan bakar dan pindang serani, bebas dari aura karaoke dan BENGEK…”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.