TRAGEDI YUYUN, PELAKU LAYAK DIPOTONG DAN SURUH MAKAN BURUNGNYA

Jakarta. Tragedi memilukan yang menimpa Yuyun, seorang pelajar SMPN 5 Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, Sabtu (2/4/2016) lalu membuat banyak pihak geram.

Perbuatan sadis yang dilakukan 14 pria dibawah pengaruh minuman keras dinilai sangat biadap dan layak dihukum berat. Dipotong alat vitalnya adalah hukuman yang paling pantas dilakukan bukan kebiri kimia seperti yang sudah terjadi.

Nurmarkesih, (40) salah seorang warga tetangga desa Yuyun yang tinggal di Bekasi kepada awak media mengutuk keras. “14 pria biadab yang telah memperkosa dan membunuh adek Yuyun layak di potong burungnya. Itu saja masih belum impas. Sekalian suruh makan itu potongan burungnya mentah-mentah…”

Tragedi Yuyun yang mengundang banyak simpati dan kecaman bermula ketika Sabtu (2/4/2016) sekitar pukul 10.00 WIB, 14 pria yang rata-rata masih remaja tanggung, mengenal baik Yuyun dan masih tetangga Yuyun mabuk setelah pesta minuman keras jenis tuak yang di beli secara patungan.

Pukul 12.00 WIB, 14 pria biadab ini kemudian nongkrong di jalanan biasa dilewati Yuyun saat pulang sekolah. Pukul 13.00 WIB Yuyun pulang dari sekolah yang berada di Dusun 5, Desa Kasie Kasubun, berjalan kaki menuju ke rumahnya di Dusun 4.

Seorang pria biadab dari kawanan ini kemudian mencegat Yuyun kemudian Yuyun diseret beramai-ramai ke tengah hutan. Tangan Yuyun diikat. Di bawah pengaruh alkohol, Mereka lantas memperkosa Yuyun secara bergiliran. Yuyun meronta tetapi tenaganya tak mampu melawan 14 pria yang dirasuki iblis.

Bahkan dari pengakuan mereka, pemerkosaan dilakukan masing-masing tersangka sebanyak dua kali walau Yuyun sudah meninggal secara mengenaskan. Setelah puas melampiaskan nafsunya, ke-14 pelaku meninggalkan jasad Yuyun dengan hanya ditutupi dedaunan.

Kapolres Rejanglebong, AKBP Dirmanto saat jumpa pers sempat terlihat menahan emosi atas kebiadaban pelaku “Pelaku seperti tidak menyesal telah melakukan perbuatan biadab, didalam sel mereka malah saling tertawa, ketika di BAP jawaban mereka berbelit-belit…”

“Tanpa dosa, setelah memperkosa dan membunuh, mereka kembali kerumah masing-masing. Mereka sempat pura-pura ikut mencari korban bersama warga, dan juga mereka sempat ikut memakamkan korban. Tindakan mereka untuk meninggalkan jejak. Semoga mereka diganjar dengan hukuman yang pantas atas perbuatan kejinya…”imbuh Kapolres. (jt-jakarta)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.