GERAKAN NUSANTARA MENGAJI, MURNI NGAJI BUKAN NGAJI POLITIK

Jt.com-Banda Aceh-Beberapa dekade lalu, alunan ayat-ayat Al-Qur’an selalu terdengar dibaca anak-anak, remaja dan orang tua selepas sholat Magrib sampai Subuh di Mushola, Surau dan Masjid dengan hanya penerangan lentera minyak dengan asap kas hitam pekat.

Namun seiring perkembangan jaman, diera globalisasi lantunan tuntunan hidup umat Muslim ini hanya banyak terdengar dari kepingan CD dan beberapa fitur aplikasi Hp yang dibuat kusus bagi yang butuh saja. 

Pelan tapi pasti budaya mengaji bisa hilang dari peradaban manusia. Tidak mau hal ini terjadi secara sadar dan iklas digalakan lagi budaya mengaji bagi seluruh umat Islam Indonesia dengan nama Gerakan Nusantara Mengaji yang didukung tokoh-tokoh Islam Nasional.

Di sejumlah daerah Gerakan Nusantara Mengaji direspon baik dari masyarakat dengan harapan untuk kembali ke ajaran Islam wajib mengaji yang hakiki tanpa membedakan strata sosial. Semua sama, semua mengaji Al-Qur’an.

Penutupan Gerakan Nusantara Mengaji dipusatkan di Masjid Baiturrahim, Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, Minggu (8/5/2016) Gerakan Nusantara Mengaji resmi di tutup oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar. Namun Gerakan Nusantara Mengaji diharapkan akan terus berlangsung di sanubari setiap Muslim Nusantara sampai akir hayat.

“Gerakan Nusantara Mengaji adalah benar-benar mengaji. Tidak benar tuduhan ada motif politik. Ini iklas demi genarasi Islam Nusantara. Kita lepas semua baju politik….” kata Marwan Jafar dalam sambutannya di hadapan tamu undangan, tokoh masyarakat dan juga pejabat Pemerintahan Aceh.

Marwan menambahkan sengaja memilih lokasi acara penutupan Gerakan Nusantara Mengaji ia meminta dilaksanakan di Masjid Baiturrahim, Ulee Lheue, Banda Aceh karena Masjid ini merupakan saksi bisu saat Aceh dilanda musibah hebat tsunami 11 tahun lalu.

Meskipun ada hantaman gelombang tsunami yang maha dahsyat ini, namun atas kehendak Allah SWT, Masjid ini masih berdiri kokoh sampai sekarang.Marwan berkeyakinan, ini semua kehendak Allah SWT karena orang-orang yang membangun masjid ini ikhlas, dan juga di dalam Masjid ini selalu terdengar umat Islam membaca Al-Qur’an.

“Alhamdulillah…meskipun dihantam tsunami, Masjid ini tetap masih berdiri kokoh, makanya saya meminta penutupan Gerakan Nusantara Mengaji diadakan di Masjid ini. Saya yakin… yang membangun masjid ini orang-orang yang ikhlas…” imbuh Marwan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.