ENY ANDAYANI, SRIKANDI KUAT ISTRI TNI DEMAK

Jt.com-Demak-Menjadi ibu dari anak dengan kebutuhan khusus tidaklah mudah. Hanya orang-orang berjiwa besar lah yang akan terus berjuang agar anak-anak mereka tumbuh menjadi anak-anak layaknya anak-anak normal lainnya, meraih kesuksesan dan hidup mandiri.

Eny Andayani (43), istri dari Serda Sutopo anggota koramil 02 Bonang, Kodim 0716 Demak, yang juga anggota Persit Kartika Candra Kirana Ranting 03 cabang XXXVII, selama ini dengan penuh kesabaran mendampingi putra dan putrinya agar tumbuh sehat dan mendapatkan pendidikan yang layak.

Pasangan Sutopo dan Eny Andayani, di berikan keturunan  dua buah hati, Aprillia Bella Setyani (18) dan Dony Rizki Kurniawan (15). Namun kekuasaan Allah sedikit menjadi cobaan bagi pasangan ini, Rizki Kurniawan ditakdirkan terlahir mengalami gangguan ke-terbelakangan mental (Tunagrahita).

Cobaan berat bagi Sutopo-Eny harus di jalani dengan penuh keimanan serta keiklasan dengan keadaan Dony yang mengalami Sindrom Attention Deficit Hyperactivty Disorder (ADHD) salah satu spektrum dalam Tunagrahita atau gangguan perkembangan dalam peningakatan aktivitas motorik anak hingga menyebabkan aktivitas anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan.

Bahkan ketika kelahiran Dony, Eny bahkan nyaris kehilangan nyawanya, akibat pendarahan hebat, waktu melahirkan Dony yang lahir prematur dalam usia kehamilan tujuh bulan.

Sejak Dony lahir dan mengalami keterbelakangan mental, Eny harus membantu suaminya menjadi perempuan tangguh yang harus berjuang membesarkan kedua anaknya.Pekerjaan apapun dilakukan, bahkan jualan es dan tahu pedas pun ia lakukan walaupun dengan keuntungan  tak seberapa agar kebutuhan keluarganya tetap bisa mencukupi.

Dengan bermodal keberanian, dia nekat berjualan apa saja yang penting ada peluang dan kesempatan asalkan halal dia akan lakukan. Ibu dua orang anak ini gigih dalam mencari nafkah terlihat dari berjualan apa saja baik jual perabot rumah tangga ,mebel,kreditan dan masih banyak lagi yang ia bisniskan dalam mencari keuntungan tersebut.

Tiap pagi Eny di bantu suaminya membuat tahu pedas untuk di jajakan dari warung langganan. Tak kurang dari 50 paket tahu pedas matang dijualnya sejak pukul 05.00. Satu bungkus hanya dihargainya Rp 3.000.

Penghasilan dari usaha ini bagi Eny nya ini cukup lumayan, dia bisa mendapat Rp150 ribu/ hari. Uang itu digunakannya kembali untuk modal jualan keesokan harinya dan sisanya untuk biaya berobat Dony yang saat ini masih menjalani terapi yang mengeluarkan biaya cukup lumayan untuk setiap minggunya.

“Saya tidak boleh menyerah. Saya dan suami harus kerja menghidupi keluarga. Bagaimana saya bisa menyekolahkan anak sampai tamat kalau tidak bekerja…” ujar Eny.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.