30 TAHUN BERPISAH, BERTEMU LAGI DALAM REUNI SMPN 2 DEMAK ANGGKATAN 86

DSCF9774

DemakMasa sekolah adalah masa yang paling indah, demikian filosofi yang kental ada di benak siswa Indonesia.

Demikian juga yang terjadi pada alumni SMPN 2 Demak angkatan tahun 1986. 4 kelas pada Sekolah tertua di Demak ini juga merasakan hal yang sama setelah berpisah 30 tahun lamanya.

Berawal dari ide kreatif dr. Siti Anisah, Muh Fafaid Abror dan beberapa siswa lainya yang sekarang sudah menjadi bapak-bapak dan ibu-ibu untuk mengumpulkan kembali 160 mantan siswa tahun 86.

Dengan menyematkan nama reuni Espero 86 ( Esempeloro-SMP 2-Red ) dr. Siti Anisah dan teman-teman merencanakan Reuni ini selama hampir 2 tahun. Mereka bersusah payah mencari alamat dan identitas 160 mantan rekan siswa yang dulu identik dengan Celana dan Rok Biru Pendek ( seragam kas SMPN 2 Demak ) ke seluruh Indonesia bahkan sampai luar negeri.

Muh. Fafaid Abror yang menjadi tulang punggung seksi usaha sedikit bersedih, 160 daftar teman-temanya hanya bisa di hubungi 140 siswa.

“ Sebagian teman kami ada yang tidak bisa di hubungi, ada yang sudah meninggal dunia, ada yang mohon injin tidak bisa hadir karena sesuatu hal...” ungkap Fafaid kepada jt, Sabtu malam (13/2/2016) pukul 20.00 WIB.

Akirnya acara reuni Espero 86 tiba pada waktunya. Bertempat di aula SMPN 2 Demak, Minggu (14/2/2016) 81 mantan siswa yang dulu ber celana dan rok biru pendek hadir  dengan kaos seragam Espero 86 namun tampak banyak yang gendut dan wajah bapak-bapak dan ibu-ibu. Mereka sudah berpisah selama 30 tahun.

“Alhamdulillah..usaha kami teman-teman panitia tidak sia-sia. Sedih bercampur haru dan bahagia kami rasakan hari ini. 30 tahun sudah kami berpisah dan kini Allah berkehendak kami di pertemukan lagi dengan teman-teman kami dalam keadaan sehat tapi dengan wajah berbeda.” Dulu kami berpisah wajah kami wajah remaja, kini kami bertemu lagi wajah kami sudah dewasa…” imbuh dr. Anis kepada jt bahagia.

Suasana reunipun tampak lebih bermakna, karena Fafaid dan semua panitia juga berhasil menghadirkan bapak-ibu guru mereka yang dulu mengajar siswa 86 ini. Pahlawan tanpa tanda jasa Espero 86 sudah menjadi kakek-nenek. “ kalian telah berhasil ngumpulke balung pisah ( mengumpulkan teman yang terpisah-red ), kalian berhasil membuat kami meneteskan air mata bahagia, kalian dulu anak-anaku yang kami didik dengan kasih sayang, kalian dulu nakal-nakal, suka bolos, terlambat masuk kelas, kalian sering berantem, tidur di kelas, seragam kalian sering kotor karena kalian waktu itu masih anak-anak, dulu kalian sangat polos… 30 tahun kami kangen kalian… kami bangga pada kalian…Terima kasih ya Allah, engkau pertemukan kami kembali……” ujar Ibu Supatmi yang dulu menjadi guru olah raga Espero 86 sambil memeluk  pimred jt penuh haru dan meneteskan air mata. ( pemimpin redaksi jatengtime )

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.